GALERY

Tulisan berjalan

VISI ”Menjadi Sekolah Tinggi Terdepan Dalam Pengembangan Ilmu Dakwah Dengan Mencetak Intelektual Madani Yang Mengintegrasikan Islam, Sains dan Teknologi” SEKOLAH TINGGI ILMU DAKWAH MUSTAFA IBRAHIM AL-ISHLAHUDDINY KEDIRI LOMBOK BARAT | Alamat : Jln. TGH. Ibrahim Al-Khalidy Kediri Lombok Barat 83362, Telp./Faks : 0370-672844

Senin, 24 Februari 2020

KATA SAMBUTAN

Dr. H. Habiburrahman, M.Pd.
Wakil Ketua I Bidang Akademik STID Mustafa Ibrahim Al-Ishlahuddiny



“Keterampilan Literasi Digital Penting bagi Mahasiswa Dakwah”
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Saya sampaikan selamat atas diwisudanya para mahasiswa S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam STID Mustafa Ibrahim Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Semoga ilmunya barakah dan dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat serta berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat cepat dan radikal. Hal ini berimplikasi terhadap perubahan peradaban manusia dan berbagai aspek kehidupan. Perubahan adalah keniscayaan dan sunnatullah. Realitas saat ini, kita sudah berada di era yang serba digital, serba instan, serba cepat. Perubahan-perubahan tersebut adalah salah satu produk Revolusi Industri 4.0. Oleh sebab itu, setiap kita dituntut untuk menyesuaikan diri (adaptable). Jika tidak, maka kita akan menjadi obyek sebuah perubahan dan kemajuan, bahkan bisa menjadi korban perubahan. Seharusnya, setiap kita menjadi agen perubahan (agent of change).
Perguruan tinggi dakwah dituntut untuk mengambil peran dalam menciptakan sebuah perubahan.  Dalam hal ini, penting membekali para mahasiswa dengan keterampilan literasi digital (digital literacy skills). Dahulu, bangsa kita menghadapi permasalahan buta aksara. Seseorang yang tidak bisa membaca dan menulis diberikan predikat buta huruf atau buta aksara (illiterate). Dalam konteks saat ini permasalahan kemudian berkembang, literasi berevolusi dari hal-hal yang bersifat baca tulis dalam arti yang sempit berkembang menjadi literasi digital. Literasi digital adalah kesadaran, sikap dan kemampuan individu untuk secara tepat menggunakan alat dan fasilitas digital untuk mengidentifikasi, mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, menganalisis dan mensintesis sumber daya digital, membangun pengetahuan baru, membuat ekspresi media, dan berkomunikasi dengan orang lain, dalam konteks situasi kehidupan tertentu, untuk memungkinkan tindakan sosial yang konstruktif. Universitas Cornell mendefinisikan literasi digital sebagai "kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, berbagi, dan membuat konten menggunakan teknologi informasi dan Internet."
Literasi digital, dengan definisi di atas, mencakup berbagai keterampilan, yang semuanya diperlukan untuk berhasil dalam dunia yang semakin digital. Ketika media cetak mulai mati, kemampuan untuk memahami dan menyampaikan pesan termasuk dakwah secara online menjadi semakin penting. Mahasiswa yang memiliki keterampilan literasi digital akan mendapatkan banyak nilai tambah dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki keterampilan literasi digital. Karena literasi digital sangat penting, perguruan tinggi dakwah dituntut untuk memasukkan literasi digital ke dalam kurikulumnya.
Secara empirik kita mulai mendapati sebagian besar mahasiswa dakwah sudah menggunakan teknologi digital, seperti tablet, smartphone, dan komputer. Banyak mahasiswa dakwah sudah tahu cara menavigasi web, berbagi gambar di media sosial, dan melakukan pencarian dengan mesin pencari untuk menemukan informasi. Namun, literasi digital sejati melampaui keterampilan dasar ini. Salah satu komponen terpenting dari literasi digital adalah kemampuan untuk tidak hanya menemukan, tetapi juga untuk mengevaluasi informasi. Ini berarti menemukan jawaban untuk pertanyaan atau informasi yang dibutuhkan kemudian menilai apakah sumbernya dapat dipercaya. Para dosen harus mengajarkan mahasiswa bagaimana mengatakan apakah informasi di internet itu benar. Kemampuan untuk memahami mana informasi palsu (hoax) dan menemukan sumber yang dapat dipercaya adalah kunci dari literasi digital dan keterampilan hidup (life skills) yang penting pada abad 21 ini.
Para dosen dapat memulai dengan mengajarkan mahasiswa cara menemukan informasi penulis, tanggal publikasi dan informasi lain yang dapat mengungkapkan apakah sumber online dapat diandalkan. Mahasiswa juga harus belajar membedakan antara berbagai jenis situs web. Misalnya, situs .com mungkin kurang dapat diandalkan daripada situs .edu. Memahami perbedaan-perbedaan ini adalah salah satu contoh literasi digital. Mempelajari cara mencari informasi hanyalah salah satu bagian dari literasi digital. Mengetahui cara berbagi informasi adalah hal lain. Mahasiswa hari ini harus terus-menerus diingatkan tentang bahaya memposting gambar atau teks yang tidak pantas secara online. Kemampuan untuk membuat konten dan berbagi secara online dianggap sebagai bagian dari literasi digital dan harus diajarkan di perguruan tinggi dakwah.
Mahasiswa harus tahu bagaimana tulisan digital berbeda dari tulisan tradisional, misalnya, bagaimana memasukkan gambar dan tautan dalam tulisan. Mereka juga harus memiliki pemahaman tentang jenis audiens yang mereka bagikan secara online. Sama seperti esai narasi pribadi berbeda dari makalah penelitian, sebuah posting di Facebook berbeda dari artikel untuk situs web atau blog. Karena teknologi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, maka sangat penting bagi para dosen untuk mengajarkan literasi digital di perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi dakwah. Para mahasiswa akan membutuhkan keterampilan literasi digital untuk menjadi sukses dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka.
Demikian dan sukses selalu buat para wisudawan!
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kediri, 18 Januari 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar